Jumat, 19 Desember 2014
teori behavioristik menurut ahli
teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme.
Read more: TEORI BELAJAR >> Teori Belajar Menurut Para Ahli
1. Teori belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
2. Teori Belajar kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
3. Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Read more: TEORI BELAJAR >> Teori Belajar Menurut Para Ahli
1. Teori Belajar Menurut Watson
Watson adalah seorang tokoh aliran behavioristik yang datang sesudah Thorndike. Menurutnya, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur. Dengan kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar mengajar, namun Ia menganggap hal-hal tersebut sebagai faktor yang tak perlu diperhitungkan. Ia tetap mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam benak siswa itu penting, namun semua itu tidak dapat menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belum karena tidak dapat diamati.
Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar dengan ilmu-ilmu lain seperti biologi, fisika yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh dapat diamati dan diukur. Asumsinya bahwa, hanya dengan cara demikianlah maka dapat diramalkan perubahan-perubahan apa yang akan terjadi setelah seseorang melakukan belajar. Para tokoh aliran behavioristik cenderung untuk tidak memperhatikan hal-hal yang tidak dapat diukur dan tidak dapat diamati, seperti perubahan-perubahan mental yang terjadi ketika belajar, walaupun demikian mereka tetap mengakui hal itu adalah penting.
2. Teori Belajar Menurut Clark Hull
Chark hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian tentang belajar. Namun Ia sangat terpengaruh oleh teori evolusi yang dikembangkan oleh Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua tingkah laku bermanfaat untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab itu, teori Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis sangat penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat bermacam-macam bentuknya. Dalam kenyataannya, teori-teori demikian tidak banyak digunakan dalam kehidupan praktis, terutama setelah Skinner memperkenalkan teorinya. Namun teori ini masih sering dipergunakan dalam berbagai eksperimen di laboratorium.
3. Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie
Demikian juga dengan Edwin Guthrie. Ia juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Namun Ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan kebutuhan sebgaimana yang dijelaskan oleh Chark dan Hull. Dijelaskannya bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara , oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap. Ia juga mengemukakan, agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat mampu merubah kebiasaan dan perilaku seseorang. Namun Skinner mengemukakan dan mempopulerkan akan pentingnya penguatan (reinforcement) dalam teori belajarnya, maka hukuman tidak lagi dipentingkan dalam belajar.
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama (Bell, Gredler, 1991). Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru. Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.
Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Siswa atau peserta didik harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas, guru tidak boleh memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh anak (Bell, Gredler, 1991).
4. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936).
Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjan kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur departemen fisiologi pada institute of Experimental Medicine dan memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel pada bidang Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikology behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah Work of Digestive Glands(1902) dan Conditioned Reflexes(1927).
Classic conditioning ( pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.
Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bakker bahwa yang paling sentral dalam hidup manusia bukan hanya pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkah lakunya. Pikiran mengenai tugas atau rencana baru akan mendapatkan arti yang benar jika ia berbuat sesuatu (Bakker, 1985).
Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang diinginkan. Kemudian Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya, secara hakiki manusia berbeda dengan binatang.
Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan operasi leher pada seekor anjing. Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur anjing tersebut. Kini sebelum makanan diperlihatkan, maka yang diperlihatkan adalah sinar merah terlebih dahulu, baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan keluar pula. Apabila perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka pada suatu ketika dengan hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa makanan maka air liurpun akan keluar pula.
Makanan adalah rangsangan wajar, sedang merah adalah rangsangan buatan. Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat(kondisi) untuk timbulnya air liur pada anjing tersebut. Peristiwa ini disebut: Reflek Bersyarat atau Conditioned Respons.
Pavlov berpendapat, bahwa kelenjar-kelenjar yang lain pun dapat dilatih. Bectrev murid Pavlov menggunakan prinsip-prinsip tersebut dilakukan pada manusia, yang ternyata diketemukan banyak reflek bersyarat yang timbul tidak disadari manusia.
Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan dapat diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh bunyi lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan. Ketika lonceng dibunyikan ternyata air liur anjing keluar sebagai respon yang dikondisikan.
Apakah situasi ini bisa diterapkan pada manusia? Ternyata dalam kehidupan sehar-hari ada situasi yang sama seperti pada anjing. Sebagai contoh, suara lagu dari penjual es krim Walls yang berkeliling dari rumah ke rumah. Awalnya mungkin suara itu asing, tetapi setelah si penjual es krim sering lewat, maka nada lagu tersebut bisa menerbitkan air liur apalagi pada siang hari yang panas. Bayangkan, bila tidak ada lagu tersebut betapa lelahnya si penjual berteriak-teriak menjajakan dagangannya. Contoh lain adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu atau tombol antrian di bank. Tanpa disadari, terjadi proses menandai sesuatu yaitu membedakan bunyi-bunyian dari pedagang makanan(rujak, es, nasi goreng, siomay) yang sering lewat di rumah, bel masuk kelas-istirahat atau usai sekolah dan antri di bank tanpa harus berdiri lama.
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
5. Teori Belajar Menurut Skinner
Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun 1938, Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior of Organism. Dalam perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan teori operant conditioning. Buku itu menjadi inspirasi diadakannya konferensi tahunan yang dimulai tahun 1946 dalam masalah “The Experimental an Analysis of Behavior”. Hasil konferensi dimuat dalam jurnal berjudul Journal of the Experimental Behaviors yang disponsori oleh Asosiasi Psikologi di Amerika (Sahakian,1970)
B.F. Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning klasik.
Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan.
Manajemen Kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yanag tidak tepat. Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant ( penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Skinner membuat eksperimen sebagai berikut :
Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik. Karena dorongan lapar tikus berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shapping.
Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.
Beberapa prinsip Skinner antara lain :
• Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.
• Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
• Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
• Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
• Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas sendiri.
• Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variabel Rasio rein forcer.
• Dalam pembelajaran digunakan shapping.
6. Robert Gagne ( 1916-2002).
Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia kemudian mengembangkan konsep terpakai dari teori instruksionalnya untuk mendisain pelatihan berbasis komputer dan belajar berbasis multi media. Teori Gagne banyak dipakai untuk mendisain software instruksional.
Gagne disebut sebagai Modern Neobehaviouris mendorong guru untuk merencanakan instruksional pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi. Ketrampilan paling rendah menjadi dasar bagi pembentukan kemampuan yang lebih tinggi dalam hierarki ketrampilan intelektual. Guru harus mengetahui kemampuan dasar yang harus disiapkan. Belajar dimulai dari hal yang paling sederhana dilanjutnkan pada yang lebih kompleks ( belajar SR, rangkaian SR, asosiasi verbal, diskriminasi, dan belajar konsep) sampai pada tipe belajar yang lebih tinggi (belajar aturan dan pemecahan masalah). Prakteknya gaya belajar tersebut tetap mengacu pada asosiasi stimulus respon.
7. Albert Bandura (1925-masih hidup).
Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Mondare alberta berkebangsaan Kanada. Ia seorang psikolog yang terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri. Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Faktor-faktor yang berproses dalam belajar observasi adalah:
• Perhatian, mencakup peristiwa peniruan dan karakteristik pengamat.
• Penyimpanan atau proses mengingat, mencakup kode pengkodean simbolik.
• Reproduksi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru, keakuratan umpan balik.
• Motivasi, mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri.

Minggu, 30 November 2014
kelalaian manusia terhadap alam

Sabtu, 29 November 2014
tugas iad ilmu alamiah dasar manusia dan alam
http://www.slideshare.net/ayuwimeyy/tugas-mata-kuliah-iad-ilmu-alamiah-dasar-manusia-dan-alam

Minggu, 05 Oktober 2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD
Kelas/ Semester : V/ 1(Satu)
Tema/ Subtema : 5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia / 2.Indonesiaku, Bangsa yang
Berbudaya
Pembelajaran : 1 (Enam)
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (5 x 35 Menit)
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat
bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia
B. Kompetensi Dasar dan Indikato
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
3.3 Menguraikan isi teks paparan iklan tentang
ekspor impor sebagai kegiatan ekonomi antarbangsa dengan bantuan guru dan teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
• Menjelaskan
bentuk-bentuk kegiatan ekspor import barang-barang antara Indonesia dan luar
negeri.
4.3
Menyajikan teks paparan iklan tentang ekspor impor sebagai kegiatan ekonomi
antarbangsa secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku
• Membuat contoh iklan barang yang
diekspor oleh Indonesia
Matematika
Kompetesi Dasar
3.1 Mengenal konsep perpangkatan dan penarikan
akar bilangan pangkat dua dan bilangan pangkat tiga sederhana
• Melakukan
penarikan akar pangkat dua dari bilangan kuadrat
4.2
Menentukan bilangan yang tidak diketahui dalam persamaan yang melibatkan
penambahan, pengurangan, perkalian, atau pembagian bilangan satu atau dua angka
• Menyelesaikan permasalahan matematika
yang melibatkan pembagian
C.
Tujuan
Pembelajaran
Fokus pembelajaran:
Bahasa Indonesia, Matematika
Tujuan pembelajaran:
·
Dengan
menggali informasi dari bacaan, siswa mampu menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan
ekspor impor barang antara Indonesia dan luar negri dengan teliti
·
Dengan
menjawab pertanyaan dari bacaan, siswa mampu menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan
ekspor dan impor barang antar Indonesia dan luar negri dengan cermat
·
Dengan
membuat iklan produk, siswa mampu membuat contoh iklan barang yang diekspor
Indonesia dengan mandiri
·
Dengan
mengerjakan latihan menggunakan cerita-cerita kontekstual, siswa mampu
melakukan penarikan akar pangkat dua dari bilangan kuadrat dengan percaya diri
·
Dengan
mengerjakan latihan menggunakan cerita-cerita kontekstual, siswa menyelesaikan
permasalahan matematika yang melibatkan pembagian dengan teliti
D.
Materi
Pembelajaran
Bahasa
Indonesia :
Matematika : :
E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Metode : Ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi,
eksperimen,
mengasosiasi/mengolah infomrasi, dan mengkomunikasikan).
F.
Media,
Alat, dan Sumber Belajar
1.
Media/Alat
Bantu
Buku, Teks bacaan tentang kegiatan ekspor dan impor, teks
bacaan tentang bentuk-bentuk iklan.
2.
Sumber Belajar
Pusat Perbukuan Balitbang dan
Kemdikbud 2014. Buku Siswa SD Kelas 5 Tema 5: Bangga Sebagai
Bangsa Indonesia, Jakarta: Kemetrian Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Perbukuan Balitbang dan Kemdikbud 2014. Buku Guru SD Kelas 5 Tema Tem 5: Bangga Sebagai Bangsa Indonesia. Jakarta: Kemetrian Pendidikan dan
kebudayaan.
G.
Langkah-langkah
Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Kegiatan Pembuka
|
·
Guru memberi salam
·
Berdoa besama
·
Guru mencek kehadiran siswa
·
Guru mengadakan appersepsi
·
Siswa
membaca teks bacaan pembuka yang berjudul “Papan Reklame Toko Mebel”. Bacaan
ini merupakan bacaan yang dipakai untuk membuka pembelajaran yang nantinya
akan menghubungkan reklame dengan kegiatan prmbelajaran
berikutnya.
·
Siswa
mengaitkan isi bacaan dengan pengalaman sehari-hari tentang reklame. Guru
menstimulus diskusi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pancingan seperti
: Apa yang kamu perhatikan pertama kali ketika kamu melihat papan reklame?
·
Siswa
menuliskan jawaban mereka pada kolom yang disediakan, kegiatan ini bisa
dikerjakan secara individual atau berpasangan dengan teman sebangku
(disesuaikan dengan kondisi kelas)
·
|
10 Menit
|
Kegiatan Inti
|
Langkah-langkah Kegiatan
MENGAMATI
·
Siswa
menggali informasi dari teks bacaan dan mencari informasi tentang
bentuk-bentuk kegiatan ekspor impor barang antara Indonesia dan luar negri dengan
teliti
·
Guru
memberikan beberapa pertanyaan sebagai acuan kegiatan menggali informasi,
seperti “Apa yang dimaksud dengan kegiatan ekpor impor? Mengapa kegiatan
ekspor impor penting?
Kegiatan ini dilanjutkan dengan kegiatan pengamatan gambar,
siswa mengamati gambar dengan cermat, dan menuliskan apa yang ada di benak
mereka pada kolom yang disediakan.
MENANYA
·
Siswa
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan teks bacaan tentang kegiatan
ekspor dan import
·
Siswa
bertanya jawab dengan memperhatikan informasi-informasi penting yang mereka
dapatkan dari teks bacaan secara cermat dan teliti.
·
Siswa
menjawab soal-soal yang disediakan dalam buku siswa, untuk mengukur pemahaman
siswa terhadap informasi yang dimuat dalam bacaan.
MENGUMPULKAN INFORMASI
·
Siswa
mencermati teks percakapan yang disajikan pada buku siswa dan mencari dari
berbagai sumber tentang ekspor dan impor
·
Siswa
mengumpulkan berbagai informasi tentang berbagai iklan sebuah produk.
MENGASOSIASI
·
Siswa
membentuk kelompok yang terdiri dari lima anggota
·
Siswa
bersama dengan kelompoknya mencermati instruksi untuk membuat iklan produk
dengan menggunakan poster.
·
Siswa
mengikuti langkah-langkah:
Bentuklah kelompok terdiri atas lima
anggota. Bersama kelompokmu, buatlah iklan produk dengan menggunakan poster.
Tentukanlah barang apa yang akan dijual. Pelajarilah kelebihan barang
tersebut dibanding barang yang sejenis yang berasal dari tempat berbeda.
Rancanglah gambar apa saja yang akan ditampilkan pada poster. Perhatikanlah
cara membuat kalimat dalam sebuah iklan. Tuangkanlah semua gagasan kalian di
atas kertas ukuran A3 atau seukuran kertas poster. Semua anggota kelompok
dipersilakan mengeluarkan pendapat mengenai iklan yang akan dibuat. Semakin
banyak ide, semakin baik. Jika telah selesai, presentasikanlah iklan produk
dalam bentuk poster di depan kelas. Mintalah masukan dari kelompok lain.
Tempelkanlah poster iklanmu di dinding kelas.
MENGOMUNIKASIKAN
|
155Menit
|
Penutup
|
·
Siswa
mengingat kembali pemahamannya tentang pelajaran yang telah
disampaikan
·
Siswa
mengolah informasi yang disajikan dalam soal dan menggunakan pemahamannya
tentang konsep bilangan berpangkat untuk memecahkan soal
Hasil yang diharapkan:
·
Pengetahuan siswa tentang konsep bilangan
berpangkat
·
Ketrampilan siswa dalam memecahkan masalah yang
berkaitan dengan bilangan berpangkat
·
Sikap ketelitian dan kecermatan siswa dalam
mengerjakan tugas.
|
10 Menit
|
H. Penilaian
1.
Teknik
Penilaian
a.
Penilaian Sikap:
-
Kecermatan dan ketelitian dalam kegiatan
menggali informasi dalam teks dan mengamati
gambar.
-
Kemandirian dan kecermatan dalam membuat
peta pikiran dan membuat laporan.
-
Percaya diri dalam melakukan kegiatan
wawancara.
b.
Penilaian Pengetahuan :
-
Tes Harian
-
Penugasan
c.
Penilaian Keterampilan :
-
Penugasan
2. Bentuk Instrumen Penilaian
- Rubrik
Tugas menjawab pertanyaan bacaan (essay) Hal. 84 BG
- Rubrik
tugas membuat iklan dalam bentuk poster Hal.
85 BG
- Rubrik
Tugas Menulis Syair Hal.
41 BG
- Rubrik presentasi poster
kelompok Hal 86 BG
Amuntai, 19 Juni 2014
Kepala
Sekolah Guru
Kelas V
NIKMATULLAH KAMSI, S.Pd.MM KHAIRIYAH
NIP.
196117
PELATIHAN KURIKULUM 2013
BAGI
GURU SASARAN SD
TUGAS MANDIRI
MEMBUAT
RPP TEMA 5
OLEH
AYU

Langganan:
Postingan (Atom)